Ada berbagai jenis scaffolding yang bisa dimanfaatkan dalam pengerjaan konstruksi rumah. Scaffolding atau perancah menjadi salah satu konstruksi penting di dalam proses pembangunan rumah hingga gedung bertingkat. Mengapa demikian? Kamu perlu mengenal scaffolding dan jenis-jenisnya secara lebih mendalam untuk memahami konstruksi penting yang satu ini. Berikut penjelasan selengkapnya bersama Vilawu.

Apa itu Scaffolding?
Untuk kamu yang belum mengetahui apa itu scaffolding, alat konstruksi ini mempunyai struktur non permanen yang memiliki fungsi menjadi tempat para pekerja konstruksi berdiri selama proses pembangunan. Struktur scaffolding yang non permanen membuatnya sangat serbaguna.
Ukuran, bentuk, hingga tinggi dari scaffolding dapat disesuaikan dengan kebutuhan konstruksi bangunan. Inilah sebabnya scaffolding sangat penting ketika dalam proses pembangunan.
Sifat non permanen pada scaffolding tidak serta merta membuat konstruksinya sembarangan. Sebaliknya, konstruksi scaffolding harus sangat kuat dan kokoh. Bahan-bahan penyangga scaffolding biasanya terbuat dari besi atau logam. Ada juga scaffolding versi kayu atau bambu. Biasanya scaffolding jenis kayu atau bambu ini digunakan untuk membangun rumah yang tidak terlalu tinggi atau luas.
Kamu sudah mengenal apa itu scaffolding secara garis besar. Sekarang waktunya mengenal lebih dalam tentang apa saja jenis-jenis scaffolding yang jumlahnya cukup banyak ini.
Mengenal Jenis Scaffolding
Ada delapan jenis scaffolding yang akan dibahas oleh Vilawu. Masing-masing scaffolding mempunyai perbedaan dari segi konstruksi maupun penggunaannya. Tidak perlu berlama-lama lagi, berikut informasi setiap jenis scaffolding yang bisa menjadi wawasan baru untuk kamu dalam dunia konstruksi bangunan dan rumah.
1. Frame Scaffolding
Frame scaffolding menjadi jenis pertama dari scaffolding yang dibahas. Jenis ini terdiri dari susunan pipa besi yang dirangkai dengan ukuran tertentu. Penggunaan utama dari frame scaffolding untuk konstruksi bangunan dengan tinggi lebih dari tiga meter. Oleh karena itu bisa digunakan untuk konstruksi rumah.
Konstruksi scaffolding ini sebenarnya bisa mencapai tinggi 10 meter dengan mempunyai keunggulan dari sisi kemudahan pemasangan dan pembongkaran. Kekuatan frame scaffolding juga tidak bisa diremehkan. Para pekerja dapat meletakkan material bangunan dan barang lainnya yang akan digunakan di sini. Hal ini membuat proses pengerjaan menjadi lebih cepat.
2. Scaffolding Andang
Scaffolding andang juga digunakan untuk mengerjakan bangunan di ketinggian 2,5 hingga 3 meter. Ada berbagai material yang bisa digunakan dalam pembuatan scaffolding andang. Dimulai dari besi, kayu, hingga bambu. Proses perakitan scaffolding jenis ini termasuk mudah sehingga dapat menggunakan bambu dan kayu.
Baca juga:
3. Mobile Scaffolding
Sesuai namanya, keunggulan dari mobile scaffolding yaitu mudah untuk dipindahkan dari posisi awal karena memiliki roda pada bagian bawah. Melihat bagaimana keunggulan dari jenis scaffolding ini, maka tidak semua material dapat digunakan untuk membuat mobile scaffolding. Bahan utama untuk mobile scaffolding lebih disarankan menggunakan pipa galvanis.
Ukuran dari mobile scaffolding memang biasanya tidak terlalu besar sehingga mudah dipindahkan. Pengerjaan outdoor dan indoor dapat memanfaatkan mobile scaffolding ini, seperti pengecatan dan pemasangan konstruksi lainnya yang tidak terlalu tinggi serta berat.
4. Tube and Coupler Scaffolding
Tube and coupler scaffolding sangat bermanfaat untuk pengerjaan konstruksi yang tinggi dan besar. Bagian-bagian scaffolding ini terdiri dari rangkaian bangkai pipa yang dihubungkan dengan klem serta baut khusus. Klem hidup digunakan untuk penghubung dari dua ruas pipa scaffolding dengan sudut bervariasi. Sedangkan klem mati untuk penghubung dua pipa dengan sudut 90 derajat.
Selain itu ada juga penggunaan coupler di dalam scaffolding ini. Terdapat coupler dengan metode press dan metode pengecoran sesuai dengan kebutuhannya.
5. Scaffolding Besi Tanpa Roda
Scaffolding besi tanpa roda memiliki rangkaian konstruksi dari kusen, kaki pipa, tiang sandaran, penguat vertikal, papan panggung, penopang, sambungan pasak, anak tangga, hingga papan pengaman. Kombinasi rangkaian konstruksi ini dapat digunakan sesuai kebutuhan, Kekurangan dari scaffolding ini memang tidak bisa dipindahkan karena tanpa roda.
Baca juga:
6. Scaffolding Tiang
Scaffolding tiang bisa digunakan untuk konstruksi yang cukup tinggi, dari 3 hingga 10 meter. Konstruksi scaffolding tiang terbuat dari kombinasi tiang pipa atau besi, tiang bambu, atau kombinasi keduanya. Kegunaannya adalah untuk konstruksi yang cukup tinggi membuat bahan-bahan yang digunakan harus sangat kuat.
7. Scaffolding Kayu
Penggunaan scaffolding kayu sudah sangat tidak asing untuk proses konstruksi rumah. Sebab bahan kayu untuk konstruksi scaffolding ini sangat mudah ditemukan di Indonesia sendiri.
Harga scaffolding kayu juga tidak terlalu mahal dan mudah dalam proses pemasangannya. Namun, scaffolding kayu terhitung tidak efisien karena hanya dapat digunakan untuk satu kali pakai saja. Jika memang kamu hanya membutuhkan scaffolding yang lebih terjangkau dan tidak akan digunakan lagi pada waktu mendatang, scaffolding kayu menjadi pilihan tepat.
Baca juga:
8. Scaffolding Dolken
Scaffolding dolken juga cukup sering digunakan dalam proses konstruksi rumah. Bahan pembuatan konstruksi scaffolding ini cukup mudah ditemukan, yakni kayu bulat atau dolken. Biasanya kayu bulat yang digunakan memiliki diameter 6 hingga 10 milimeter. Proses pembuatannya pun mudah untuk dilakukan oleh para pekerja konstruksi.
Itulah penjelasan tentang jenis scaffolding yang dapat digunakan bagi konstruksi rumah. Dari sekian banyak scaffolding yang telah dijelaskan, kira-kira jenis mana yang akan kamu gunakan untuk konstruksi rumah?
Tidak lengkap rasanya membangun scaffolding tanpa menggunakan scaffolding yang telah tersedia di Vilawu dengan berbagai ukuran. Kamu bisa menggunakan produk ini untuk menyatukan main frame dan konstruksi main scaffolding menjadi lebih kuat lagi. Semoga informasi jenis scaffolding ini bermanfaat untuk kontruksi rumah kamu.
3 thoughts on “Mengenal 8 Jenis Scaffolding dalam Konstruksi Rumah”