Perancah, atau mungkin lebih mengenalnya dengan bekisting. Scaffolding atau bekisting merupakan struktur bangunan yang berfungsi sebagai penyangga manusia dan meterial, juga penahan beban sekaligus akses jalan pekerja dalam suatu konstruksi. Sering kali banyak yang menanyakan, cara atau metode menghitung kebutuhan scaffolding untuk digunakan agar bisa menghemat dana dan sebagainya.
Meskipun berperan sebagai konstruksi pembantu, scaffolding tidak bisa dianggap sepele karena berkaitan dengan keselamatan. Ada persyaratan dalam penggunaan scaffolding, antara lain:
- Scaffolding harus terbuat dari material yang kuat dan bersih, khususnya jauh dari bahan yang licin, baik pada lantai, rangka, ataupun tangga naik.
- Jika akan sewa scaffolding, pastikan jika bekisting dalam kondisi sempurna atau tidak bengkok.
- Scaffolding harus mudah dipasang dan dibongkar agar tak membuang waktu.
- Memiliki bentuk sesuai dengan konstruksi beton yang akan dicor, baik dalam hal ukuran, ketegakan, kelurusan, kerataan, dan lainnya.
- Tidak bocor dan kedap air.
Baca juga : BAGUS MANA SCAFFOLDING GALVANIS atau PAINTED?
Cara Menghitung Kebutuhan Scaffolding
Lalu muncul pertanyaan yang kerap kali ditanyakan adalah bagaimana menghitung kebutuhan scaffolding pada suatu proyek bangunan? Hal ini bertujuan untuk efektivitas ekonomi dalam menggunakan scaffolding.
Untuk menghitung kebutuhan scaffolding, kamu harus menggunakan metode Maping. Metode Maping akan menghitung lebih akurat tentang jumlah scaffolding yang dibutuhkan, bekerja dengan memerhatikan gambar bangunan yang akan dipasangi bekisting.
Ada dua jenis penghitungan kebutuhan scaffolding sesuai dengan fungsinya.

Penghitungan untuk Balok dan Plat Lantai
Saat menggunakan scaffolding dalam pembangunan, berikan prioritas dalam pembuatan balok, baru pembuatan plat lantai. Ukur ketinggian struktur yang akan dibangun sehingga Anda mengetahui jumlah tingkat scaffolding yang dibutuhkan.
Karena berfungsi sebagai penahan scaffolding, hitung volume ruangan yang berada di bawah bekisting dak yang akan dicor. Lazimnya ukuran scaffolding adalah 1.8 m (p), 1.2 m (l), dan 1.7 m (t).
Rumus: Volume Ruangan (m3): 3.6 m3 (Volume scaffolding)
Contoh: Volume ruangan (Jumlah panjang x lebar x tinggi ruangan) 100 m3: 3.6 m3= 27 set
Scaffolding untuk Pengecatan Dinding dan Pemasangan Bata
Scaffolding juga biasa digunakan untuk steger pengecatan dinding atau pemasangan bata. Penghitungan kebutuhan scaffolding berbeda dengan sebelumnya, yakni dihitung dari ukuran luas (m2). Luas scaffolding 1.8 m (p), dan 1.7 m (t) 3.06 m2 (dibulatkan menjadi 3 m2).
Rumus: Luas Dinding (m2): 3 m2 (Luas scaffolding)
Contoh: Luas Dinding (Jumlah panjang x tinggi dinding yang akan dipasang scaffolding) 100 m2: 3 m3= 33 set
Jadi, dengan mengetahui cara penghitungan kebutuhan scaffolding, kamu bisa memperkirakan jumlah scaffolding yang dibutuhkan.
1 thought on “Metode Menghitung Kebutuhan Scaffolding dalam Proyek ”